HMIPAPUA.INFO – JAYAPURA.Kelompok 3 Advance Training LK III Badko HMI Papua-Papua Barat yakni Muh Sahrul, Andi Ardian Sagama, Erwin Kuban dan Poyo Sohilauw memaparkan makalahnya dalam kegiatan Latihan Kader III yang dilaksanakan Badko HMI Papua-Papua Barat di Kotaraja, Kota Jayapura, Papua, Selasa (11/6)
Peserta asal Badko HMI Papua-Papua Barat, Erwin Kuban mengatakan Perwujudan Papua sebagai pintu terdepan Indonesia di kawasan Asia Pasifik bukan hanya angan semata karena banyak hal yang bisa dilakukan salah satunya potensi Papua sebagai jalur perdagangan internasional Indonesia dengan kawasan Pasifik.
“Diantara potensi yang dimiliki Papua adalah letak geografis yang strategis di kawasan Pasifik, kekayaan sumber daya alam seperti tembakau, karet, kayu dan lain-lain, kata Kuban dalam rilis yang diterima HMIPapua.info, Kota Jayapura, Papua, Selasa (11/6)
Ia mengatakan, Secara geografis, letak Papua sangatlah strategis di kawasan Asia Pasifik dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, hal ini ditandai dengan letak geografis Papua yang berdekatan dengan negara-negara di kawasan Pasifik seperti Papua New Guinea, Solomon, Vanuatu, Fiji hingga Australia.
“Selain itu, Papua dinilai memiliki potensi sumber daya besar untuk menjadi jalur perdagangan internasional di kawasan Pasifik. Hal inilah yang menjadikan Papua dinilai akan menjadi arena penting bagi percaturan geopolitik Indonesia di kawasan Pasifik,” ujarnya
Menurut data BPS, Papua memiliki potensi nilai perdagangan Indonesia-Pasifik yang mencapai 10,67 miliiar US$.
“Papua memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang dapat diekspor ke wilayah Pasifik, seperti tembakau, karet, kayu dan lain-lain. Komoditas ini dapat dijadikan komoditas strategis wilayah Papua,” ungkapnya
Ia menambahkan, Berdasarkan data BPS, komoditas ekspor Papua seperti tembakau mencapai nilai ekspor 452.502, nilai ekspor karet 3.891.781 dan kayu mencapai 100.430.276.
“Akan tetapi, ada beberapa hal yang menjadi faktor penghambat jalur perdagangan di wilayah Indonesia bagian Timur, seperti akses jalur perdagangan laut dan akses jalur perdagangan darat,” pungkasnya
Sebagai informasi, dari hasil diskusi kelompok 3 menawarkan dua rekomendasi pertama, Konektivitas jalur perdagangan darat dan pembangunan infrastuktur jalan. Kedua, Konektivitas rute perdagangan laut, perbaikan pelabuhan utama seperti Jayapura, Sorong dan Merauke dan perbaikan pelabuhan pendukung seperti Kaimana, Timika, Wasior dan lain-lain. (Ikbal Asra)