Share It

OPINI HMI PAPUA –  SORONG. 

Awalnya rencana kegiatan jenjang perkaderan formal paling tinggi di lingkup HMI itu, dilaksanakan secara offline (tatap muka) seperti biasa yang diadakan pada umumnya oleh Badan Koordinasi (BADKO) dan Pengurus Besar (PB). Namun situasi dan kondisi pandemi Covid-19 dengan berbagai macam kebijakan dan aturan oleh pemerintah, baik ditingkat pusat dan daerah membuatnya semua berubah, yang sebelumnya sudah direncanakan kemudian berubah menjadi kegiatan full online (daring).

Banyak para calon peserta dari berbagai Badko dan Cabang HMI bahkan dari PB HMI juga mulai kondor semangatnya, sehingga ada yang memutuskan untuk tidak melanjutkan mengikuti tahapan kegiatan. Saya sebagai peserta juga sebagai pengurus Badko dan juga panitia tentu harus secara bijaksana menjelaskan maksud dan tujuan perkaderan, demi menjaga dan melanjutkan proses kesinambungan perkaderan. Karena jantung organisasi HMI adalah perkaderan.

Memang di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART HMI) serta Pedoman Perkaderan HMI belum menjelaskan secara detail tentang sistem atau kurikulum perkaderan online. Sifatnya perkaderan dengan metode online adalah sebuah insiatif, inovasi dan kreatifitas kader-kader HMI yang berada pada lingkar struktural baik ditingkat komisariat, cabang dan juga badko.

Karena perkaderan dan kaderisasi harus terus berjalan sehingga dapat menjaga proses kaderisasi untuk  menjaga masa depan HMI demi umat dan bangsa. Istilah dalam sebuah inovasi produk entah produk elektronik atau lainnya, harus ada type baru yang sesuai dengan jaman dan era, sehingga produk itu mampu beradaptasi dan mampu menyesuaikan dengan era tersebut.

Di era ini, kita mengalami dua cobaan, tantangan tapi juga banyak peluangnya, yakni masa pandemi dan era disrupsi, dimana masa pandemi kita dibatasi dengan kegiatan-kegiatan sosial yang sudah menjadi budaya dan kultur bahkan sudah menjadi kebiasaan kita. Selain itu kita berada pada era disrupsi, dimana era itu mengharuskan kita mampu menyesuaikan dengan kecepatan digital, di era disrupsi perubahan terjadi seketika dan serentak seperti analogi gunung merapi meletus. Jadi memang kita dituntut agar mampu beradaptasi bahkan secara cepat membaca peluang, potensi dan kesempatan dalam berkonstribusi terhadap organisasi, umat dan bangsa. Era ini tidak boleh kita jadikan sebagai sekat penghambat dalam berkolaborasi untuk kerja-kerja sosial yang berorientasi pada umat dan bangsa.

Fakta emprik dalam historis sejarah HMI didirikan adalah mengangkat harkat dan martabat umat dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), hemat saya dari sejarah itulah sehingga ditarik rumusan yang kontrik narasinya dalam tujuan HMI, yakni “Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang bernafaskan Islam dan terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang diridhoi ALLAH SWT”. Kader HMI dan juga alumni HMI yang terhimpun dalam Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) punya tanggung jawab yang besar, bahkan hingga akhir ayat untuk mewudkan masyarakat adil dan makmur.

Makanya dalam tulisan ini penulis mencoba menguraikan perkaderan sebagai jantung HMI. Perkaderan harus terus berjalan sesuai dengan amanah konstitusi. Karena cerminan kepemimpinan adalah kaderisasi. Dalam sejarah Islam Nabi Muhammad SAW juga melakulan hal kaderisasi yakni, beliau melakukannya terhadap para sahabat sehingga menjaga kelangsungan umat dengan cara-cara yang “Rahmatan Lil Alamin” menjadi rahmat untuk alam semesta tanpa panda bulu. Artinya perbedaan tidak lagi menjadi sebuah hambatan dalam pengabdian.

Oleh sebab itu, perkaderan harus berjalan walaupun dengan cara-cara lebih kekinian dengan metode online, dengan tetap menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai dan substansi dari perkaderan dengan tetap mengedapkan terciptanya kader umat dan bangsa yang ikhlas dan sadar akan pengabdian tanpa batas.

Pengalaman dan sejarah cukup banyak yang kami dapatkan pada saat LK-III Badko HMI Papua-Papua Barat Juli-Agustus 2021, dengan kegiatan yang full online. Tim Master Of Traing (MOT) yang dinahkodai oleh Koordinator Master Ahmad Fauzan Baehaqi dan dianggotai oleh Master Lila, Master Yusran dan juga Master Hadi dengan mencoba melakukan penerapan kurikukum offline atau tatap muka mampu diterapkan pada saat kegiatan full online (daring), dan tentu bagi kami sangat berhasil. Begitu sangat ketat sistem forumnya ketika berjalan sesuai dengan agenda acara kegiatan, hingga pada proses itu ada juga peserta yang gugur dan belum berkesempatan dinyatakan lulus.

Tentu dengan kesadaran dan kerendahan hati yang ikhlas kami sampaikan ucapan terima kasih banyak kepada para master (tim MOT) yang berkompeten dan sangat konsisten mengawal full LK-III online dengan menjaga dan menjunjung tinggi  nilai-nilai dan substansi perkaderan itu dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada Ketua Umum dan Sekretaris Umum Badko HMI Papua-Papua Barat beserta jajaran, kepada para tim SC dan OC dan semua elemen yant terlibat membantu jalannya kegiatan hingga selesai.

Demikian,
Salam Perkaderan
Jaga Perkaderan
Yakin Usaha Sampai
Yakusa

Billahi Taufiq Wal Hidayah
Wassalamu’alaikum wr wb

Sorong, 28 Agustus 2021
Alfaris Yasir
Alumni Peserta LK-III Badko HMI Papua-Papua Barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *