Share It

HMIPAPUA.INFO – JAYAPURA. Kelompok Empat mengeluarkan policy brief dalam kegiatan Sekolah Kepemimpinan yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jayapura selama tiga hari, dimulai Jumat, 19-21 Juli 2024 di Graha Insan Cita Kotaraja, Kota Jayapura, Papua. Mereka diantaranya Ditra Sabar, Putra Pratama dan Yahya Tiflen.

Kelompok 4 menilai Himpunan Mahasiswa Islam sebagai wadah basis perkaderan sehingga mampu melihat kebutuhan secara Intelektualitas kader yang secara komprehensif sehingga persoalan perkaderan tidak bisa dilepas, perlu dibingkai dengan formulasi problem solver. Walaupun organisasi tidak terlepas dengan berbagai persoalan dinamika yang kompleks dan dihadapi HMI baik Internal maupun eksternal sehingga HMI mampu mengakomodir basis kadernya sebagai pejuang umat dan bangsa dengan menjawab tantangan zaman yang dihadapi HMI dari periodisasi kepengurusan.

Namun melihat kelemahan HMI bukan berarti sebagai Apoligia. Sejatinya kader HMI harus menemukan solusi yang terbaik yang sesuai dengan tantangan zamannya, agar HMI lebih eksis di kalangan Mahasiswa maupun masyarakat yang merasa berdampak dengan kehadiran HMI. sebagai Kader HMI harus mampu berfikir yang lebih inovatif dan transformatif serta adaptif yang sesuai dengan kebutuhan kultur HMI,” ujar Ditra Sabar, saat membacakan policy brief tersebut.

Ditra mengatakan, Himpunan Mahasiswa Islam adalah organisasi perkaderan dalam lingkup organisasi HMI harus mampu mengakomodir kadernya dengan baik, untuk mendapatkan tingkat emosional dalam organisasi yang baik maka perlunya pembaharuan dalam pola komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan kader “Saya melihat pola komunikasi terlalu beruforia sehingga komunikasi dengan para kader maupun anggota itu belum (efektif). Perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengakomodir kader HMI, (tetapi juga) melihat emosional kader yang berbeda,” katanya

Ditra Sabar menilai, kerap kali pihaknya mendengar profesionalitas menjadi peran utama baik peran sebagai individu maupun sebagai kelompok, hal itulah yang tumbuh dalam setiap individu maupun sebagai organisatoris yang biasa kita sebut dengan Independensi “Proses inilah yang membedakan atau ciri khas dari organisasi kemahasiswaan maupun individu sebagai mahasiswa. Namun kita melihat persoalan Independensi di dalam tubuh HMI (dipertanyakan) dimana kader masuk dalam saksi partai (politik). Ini harus ada pemahaman dari cabang sehingga tidak keluar dari aturan HMI,” ujarnya

Ditra mengatakan, keterlibatan cabang dalam persoalan komisariat juga merupakan ujung tombak perjuangan HMI, melihat kondisi ini peran cabang seharusnya mampu menjadi arah tolak ukur komisariat dalam melakukan ataupun melaksanakan suatu persoalan yang terjadi di komisariat “Kita sering menjumpai persoalan komisariat yang terlalu fleksibel namun menjadi kesulitan kami di Komisariat untuk mengakomodir secara baik. Kita melihat kembali pengunduran Ketua-ketua Komisariat dan (beberapa) pengurus cabang. Pengurus Cabang harus lebih komunikatif terhadap persoalan komisariat,” ungkapnya.

Pengurus HMI cabang Jayapura harus memberikan wadah kepada kader yang sesuai dengan potensinya atau peluang bagi HMI lebih tertarik dengan adanya lembaga khusus bagi kader mengaktualisasikan potensinya. Namun juga pengembangan program yang harus berkelanjutan

Ditra mengungkapkan HMI sebagai organisasi kader perlunya pembaharuan dalam organisasi, berpengaruh pada pelantikan yang lambat atau perjalanan kepengurusan yang lambat, ini potensi untuk kader menjauh dengan persoalan pribadinya. “Pribadi saya sebagai Ketua Umum melihat kepengurusan terjadi kemerosotan ternyata setelah saya telaah itu karena terlambatnya proses pelantikan di tataran Cabang dan itu berpengaruh ketika kita persiapkan pengurus komisariat. Kalau bisa dipercepat dan jangan menunda karena itu sangat berdampak kepada Komisariat,” imbuhnya.

 

EKSTERNAL

Keterlibatan HMI Dalam Isu Nasional Maupun Lokal

1. HMI sebagai organisasi lokomotor penggerak dalam persoalan perdamaian di tanah papua sebagai episentrum pergerakan terkait pergerakan separatis di tanah Papua

2. HMI harus mendorong persoalan perekonomian maupun pendidikan di Papua dan Nasional

Keterlibatan HMI Dalam Persoalan Keagamaan

Dalam persoalan dinamika keumatan yang masih saja terjadi ditengah umat yang ada di papua baik di kalangan muslim sendiri maupun dengan Non Muslim, sehingga HMI harus menjadi solusi yang terbaik dalam ketegangan umat di tanah Papua.

 

REKOMENDASI

INTERNAL

1. Perlunya ada pembaharuan dalam perkaderan HMI yang bersifat inklusif atau sesuai dengan kebutuhan dan tantangan kader HMI

2. Mendorong kepada Cabang mendiskusikan persoalan Independensi HMI

3. Cabang harus mampu menjadi kiblat bagi Komisariat dalam melaksanakan persoalan organisasi

4. Percepatan pelantikan dan mendorong percepatan kepengurusan agar terbentuk regenerasi yang berkelanjutan secara masif

5. Perlu adanya pengembangan bagi kader HMI dalam persoalan pengembangan potensi kader baik secara akademik kampus maupun secara individualnya.

6. Mendorong pengurus cabang untuk menjadikan Jadikan Graha sebagai basis pengembangan kader dengan membuat kegiatan yang sesuai dengan konteks HMI dan juga pengembangan isu lokal.

 

EKSTERNAL

1. Cabang harus mempu menyelesaikan persoalan konflik horizontal antar umat di tanah Papua dengan melihat realitas atau masalah umat

2. Cabang harus mendorong isu Kepapua-an dalam bingkai kajian

3. Cabang harus terlibat aktif dalam persoalan kepemudaan dan juga dalam gerakan eksternal dengan melihat realitas sosial yang ada di Papua maupun secara nasional

4. Cabang harus berperan aktif dalam persoalan pengembangan ekonomi dan pendidikan di tanah Papua.

5. Mendorong diskusi ekologis. (Ikbal Asra)

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *