Kohati Biak akhirnya berhasil menyelenggarakan Latihan Khusus Kohati (LKK) untuk pertama kalinya dalam sejarah keberadaan HMI di Biak. dalam catatan sejarah, HMI mulai didirikan di Biak pada tahun 2002 dengan status sebagai komisariat persiapan dan menjadi cabang penuh pada tahun 2008. praktisnya sudah mencapai 13 Tahun sejak Biak menjadi Cabang penuh barulah LKK berhasil diselenggarakan.
Kesuksesan Kohati Biak tersebut memiliki rangkaian cerita menarik yang bisa diikuti sebagai spirit dan role model dalam peningkatan eksistensi Kohati untuk HMI di Papua dan Papua Barat. Tidaklah terlalu berlebihan jika Biak bisa menjadi Role Model bagi peningkatan Kohati ditengah-tengah keterbatasan yang di miliki.
Dalam DiskusiĀ yang diselenggarakan oleh HMIPAPUA.INFO dengan Topik “Suksesi LKK Biak : Share Spirit dan Role Model”, terungkap tentang bagaimana upaya Kohati Biak ‘berjuang” mensukseskan LKK. Jauh sebelum LKK berhasil dilaksanakan, Kohati Kohati Biak diperiode sebelumnya juga ternyata punya keinginan dan yang sama untuk membuat LKK, namun dihadapkan pada kondisi HMI di Biak khususnya Kohati yang oleh Ca Nurhani (Mantan Ketum Kohati Biak Periode 2017-2019) menyebutkan bahwa Kohati Biak sebelumnya jumlahnya sedikiti, selain itu animo berorganisasi untuk perempuan masih minim, juga persoalan ekonomi, yakni banyak Kohati yang masuk HMI selain kuliah ternyata banyak yang sambil bekerja, dan juga persoalan pendanaan organisasi yang masih minim kas internal.
Kondisi Kohati Biak yang diungkapkan Ca Nurahni tersebut dibenarkan juga oleh salah satu Alumni Kohati yang berada di Biak, yakni Ca Andi Jum. Menurut Ca Andi, Kohati di Biak memang sedikit dan banyak yang kuliah sambil bekerja, jadi untuk berpikir fokus pada pelaksanaan Kohati belum menjadi prioritas. sehingga menurut Ca Andi, HMI di Biak kegiatannya lebih pada kegiatan Ke HMIan seperti LK dan lainnya.
Adalah Maemunah Ketum Kohati Biak yang diberikan amanah untuk mensukseskan LKK tersebut. Dibawah kepemimpinannya sebagai nahkoda Kohati Biak, pelaksanaan LKK Biak sukses.
Sedikit cerita yang berhasil dihimpun dari Diskusi Minggu Malam tersebut. Bahwa jauh sebelum LKK dilaksanakan, Maemunah ternyata sudah diberi “PR” sesaat setelah dilantik. PR tersebut adalah bagaimana caranya dikepemimpinannya, Maemuna harus bisa membuat LKK.
Dari sisi lain, terungkap juga bahwa Maemuna masih dilematis, dikarenakan belum mengikuti LK2 dan LKK. Sontak, situasi ini bertolak belakang dengan “syarat” untuk seorang Ketua Kohati harus sudah LK 2 dan telah mengikuti LKK.
Lagi-lagi stuasi tersebut, menjadi point “value” berikutnya untuk Kohati Biak.
Tugas mengerjakan PR melaksanakan LKK harus dikerjakan. Oleh karena embrio akan suksesnya LKK tumbuh dengan diikutkannya Maemunah pada LK2 di Manokwari. sehingga syarat-syarat “konstitusi” mulai terpenuhi secara bertahap.
Setelah mengikuti LK 2, kembali ke Biak dan mulai mengerjakan PR dengan dukungan Ketua Cabang Biak, Pengurus Cabang, Pengurus Kohati, Komisariat dan Anggota, maka LKK sukses dilaksanakan.
Redaksi HMIPAPUA.INFO pernah memuat berita tentang Sukses LKK Biak. disebutkan bahwa LKK Biak tersebut boleh bilang kegiatan Lokal tetapi rasa “Regional”. Lihat saja Peserta tidak hanya dari Biak tetapi ada juga dari Manokwari dan Sorong. Kemudian yang menjadi MoT adalah Kohati asal Makassar Timur, Koordinator SC dari Sekum Kohati Badko. Pematerinya bukan saja dari Biak, ada beberapa Alumni dari Jayapura turut serta memberikan Materi.
Dan lagi-lagi ini menjadi point “Value” berikutnya bagi Kohati Biak dengan segala keterbatasan dan kekurangan tetap sukses melaksanakan LKK.
Secara umum, jika didiskusikan dan dishare maka kondisi kekurangan dan keterbatasan yang dialami Biak bisa jadi serupa dihadapi oleh Kohati-Kohati diluar Biak (Khusus Papua dan Papua Barat). Oleh karena itu khusus untuk Biak Kondisi tersebut adalah point “value” tersendiri bagi Kohati Biak sampai sukses melaksanakan LKK.
Niat dan Mimpi para Kohati Biak pendahulu sebelumnya tetap menjadi embrio semangat bahwa LKK di Biak harus dilaksanakan. tanpa menyampingkan para pendiri HMI di Biak yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu dalam rubrik ini, tetapi fakta bahwa LKK sukses terlaksana di Biak merupakan kontribusi dari seluruh pihak yang tak ternilai harganya.
Jangan lupa bahwa dibalik kesuksesan LKK biak tersebut terdapat juga “Inivisible Man”. Ada Alumni, Pengurus Cabang, Komisariat, dan mungkin pihak-pihak Eksternal baik di Biak maupun dari luar Biak. Orang-orang yang tak tersebutkan namanya, tetapi punya kontribusi besar dan luar biasa terhadap suksesi LKK Biak. Sehingga patut kiranya ucapan terima kasih yang besar tetap dihaturkan kepada para “Invisible Man” tersebut.
Suksesnya Biak melaksanakan LKK mendapat apresiasi yang besar dari para “kolega” Kohati di luar Biak, bukan saja dari sesama pengurus Kohati tetapi juga Forhati.
Melalui ketua Umum Forhati, Ca Asmirah dalam sambutannya mengawali Dikusi Minggu Malam, memberikan Selamat dan juga mengharapkan bahwa Diskusi tersebut melahirkan Gagasan baru tentang pengetahuan, Share pengalaman dan juga kekurangan dan kelebihan masing masing sehingga mendapatkan role model bagi Kohati dalam membuat program kegiatan Pasca LKK. (red)