JAYAPURA, 18/12/2020. Redaksi hmipapua.info menggelar diskusi dan debat terbuka bagi calon Ketua Umum HMI Cabang Jayapura secara online pada Rabu (16/12) sekitar pukul 19:30 WIT. Kegiatan di buka secara resmi oleh Ketua KAHMI Papua.
Debat Kandidat dihadiri oleh Ketua KAHMI Papua, Abang Achmad Idrus, Dewan Penasehat KAHMI Papua, Abang Thaha Alhamid, Alumni HMI Cabang Jayapura diberbagai daerah, Ketua Umum Komisariat dijajaran HMI Cabang Jayapura beserta fungsionaris pengurus dan anggota.
Abang Mato (sapaan akrab ketum KAHMI papua) dalam sambutannya memberikan beberapa catatan penting pada acara diskusi tersebut.
“Menurut saya, akan ada beberapa konfirmasi yang bisa didapatkan dari debat ini, yaitu konformasi tentang Intelektualitas Leadership, Kapabilitas Leadership, Behavior Leadership, Kemampuan Psikomotorik dan apa yang akan dilakukan oleh para kandidat jika nanti terpilih”. Kata Abang Mato.
Debat kandidat yang dipandu oleh Abang Muliadi Anangkota tersebut menampilkan 2 calon ketua umum HMI Cabang Jayapura, yakni Charly Kifly Akas Lagefa dan Nawal Syarif Kotarumalos.
Debat kandidat dimulai dari penyampaian visi misi dari masing masing kandidat dengan durasi waktu tiga menit yang diawali dari Calon ketum Abang Nawal kemudian dilanjutkan Abang Charly Lagefa
Abang Nawal dalam paparan visinya ingin “Menguatkan Komunikasi dan Koordinasi yang efektif”. Dalam hal ini secara kelembagaan di internal HMI.
Lanjut Abang Nawal dalam penjelasan Visi Misinya
“saya akan Membentuk Lembaga Kohati di Tingkat Komisariat, Mengaktifkan Kembali Lembaga Pers Mahasiswa Islam, Mengaktifkan Lembaga Dakwa Mahasiswa Islam, Membentuk Lembaga Bantuan Hukum Mahasiswa Islam, Penguatan Kapasitas Instruktur Secara Kelembagaan sebagai Basis Peningkatan Kualitas Kader, Pendistribusian dana hibah ke komisariat BPL dan Kohati.” Ujar Abang Nawal
Sementara itu Calon ketua Umum Abang Charly Lagefa mengusung visi “Transformasi Kebudayaan HMI, Mempertegas Kader Muslim Intelegensia di Cabang Jayapura”
Secara rinci abang Charly menjelaskan, bahwa “saya jika terpilih nanti akan Merancang langkah-langkah pembinaan yang strategis, komprehensif, sistematis dan terukur sesuai dengan pedoman perkaderan. Membangun sinergitas dan iklim keilmuan dengan seluruh unsur HMI Cabang Jayapura. Centralisasi gerakan OKP, BEM dan CIPAYUNG yang berorientasi pada pengontrolan sistem Perguruan Tinggi. Memprakarsai gerakan HMI pada kegiatan berbasis keislaman di tingkat Pra Perguruan Tinggi. Bermitra dengan lembaga-lembaga independen. Mengkaji isu-isu Pembangunan kedaerahan. Mempersiapkan kader-kader Potensial guna melakukan pengembangan kekaryaan”.
Setelah pemaparan visi misi, Abang Muliadi sebagai host memandu jalannya debat dengan mengajukan pertanyaan diskusi yang berkaitan dengan kondisi internal dan eksternal HMI Cabang Jayapura, yaitu berkaitan dengan Refungsionalitas Aparat Organisasi. Pengembangan Kualitas Aparat Organisasi. Hubungan/interaksi dengan Komisariat. Lalu Dia juga menambahkan pertanyaan eksternal seperti membangun jaringan kerjasama dengan OKP/OKPI (Cipayung). Membangun kerjasama dengan Pemda, Kampus dan NGO, serta peran serta dalam permasalahan keumatan di Papua dan di Indonesia.
“Ini bagus bisa jadi kebiasaan yang terbaik sekali. Saya pikir bahwa gagasan akan menghidupkan kembali lembaga seperti LAPMI dan sebagainya, kalau tingkat partisipasi anggota meninggi maka musti diikuti dengan meningkatnya lembaga lembaga penampung partisipasi kalau tidak nanti terjadinya anarki,” kata Abah Thaha memberikan masukan kepada calon kandidat.
“Saya hormat sekali ini inisiatif yang bagus untuk menggairahkan suatu proses demokrasi ini dalam kalangan HMI itu baik sekali.” Pungkasnya
Oleh: Muhammad Ikbal Asra (Jayapura)
Editor Nawir (Jayapura)
Alhamdulillah. Suatu kemajuan yang menarik buat anggota HMI Cabang Jayapura. Debat calon di era covid tidak memudarkan semangat untuk terus berbakti kepada ummat. Buat anggota HMI harus selalu bisa membaca situasi.
Seperti yang diucapkan Cak Nur, panggilan Prof. Dr. Nurcholish Madjid, M.A. di halaman 311 buku: ” Kenangan 70 Tahun Achmad Tirtosudiro, ia mengatakan: ” Tanpa memahami ‘vokabuler’ politik saat itu dan bagaimana ia digunakan oleh para pendukungnya, orang akan sulit mencapai pengertian yang tepat tentang situasi yang tegang dan berbahaya itu (menggambarkan situasi berbahaya di saat PKI hendak menciptakan format ideologis di Indonesia). HMI termasuk yang dengan leluasa menggunakan ‘vokabuler’ politik itu dengan maksud-maksud dan tujuan-tujuan yang didefinisikan sendiri dan untuk tujuan perjuangan sendiri. Berkat kekeluasaan itu, HMI berhasil dengan sangat baik mempertahankan keleluasaan bertindak (“retain freedom of action”- suatu definisi mutakhir tentang apa yang disebut “menang”).”
Itu contoh di masa lalu buat HMI. Kata “menang” itu pula harus diterapkan di masa sekarang.
Cak Nur adalah seorang pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Pada masa mudanya sebagai aktivis & kemudian Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam. Ia menjadi satu-satunya tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua Umum HMI selama dua periode.