Oleh : Muhammad Amin (Ketua Umum HMI Cabang Mimika)
Dalam catatan sejarah, peran pemuda sangat krusial dalam penentuan arah dan tatanan perubahan bangsa. Pemuda selalu dikaitkan dengan individu atau kelompok yang memiliki jiwa dan spirit yang membara dalam mendorong sebuah perubahan. Bung Karno dalam kutipannya menyampaikan sebuah pesan membara tentang pemuda yakni “Berikan Aku 10 Pemuda maka akan kuguncangkan dunia”.
Tahun 1928 Pemuda berkumpul dan mendeklarasikan sebuah sumpah yang kemudian kita kenal dengan sumpah pemuda. Tahun 1945, lagi-lagi anak muda mendorong gebrakan, Bung Karno dan Bung Hatta diculik agar segera mempercepat memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemudian berlanjut, bangsa ini dipimipin oleh oleh seorang pemimpin dalam kurun waktu 32 Tahun, anak muda kembali melakukan gebrakannya dan melahirkan Reformasi sebagai wujud kemenangan dan kedaulatan ada pada tangan rakyat atau yang kita kenal dengan Demokrasi.
Sekilas perjalanan panjang sejarah bangsa membuktikan bahwa anak muda selalu memiliki andil besar dalam mewujudkan tatanan dan perubahan signifikan bagi kemajuan berbangsa dan bernegara. Kemudian muncul pertanyaan terbaru, bagiamana dengan peran pemuda hari ini dengan potensi dan tantangan yang akan diperhadapkan? Salah satu tantangan pemuda saat ini, yakni diperhadapkan dengan agenda pemilu atau yang kita kenal dengan pesta demokrasi.
Data yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) , dari total 204.807.222 jumlah daftar pemilih tetap (DPT) terdapat 56,45% didominasi oleh generasi milenial dan generasi z.
Generasi milenial adalah sebutan untuk orang yang lahir pada 1980 hingga 1994. Sebanyak 66.822.389 atau 33,60% pemilih dari generasi milenial. Sedangkan generasi Z merujuk pada orang yang lahir mulai 1995 hingga 2000-an. Sebanyak 46.800.161 atau 22,8% pemilih dari generasi z. Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih atau sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih. Dengan potensi tersebut, lantas bagaimana anak muda memainkan perannya dalam mewujudkan demokrasi yang aman, damai dan melahirkan pemimpin yang sesuai harapan rakyat.
Mimika dan populasi anak muda
Terlepas dari komposisi usia muda yang mendominasi jumlah pemilih secara nasional, pun demikian dengan Kabupaten Mimika. Jumlah penduduk sesuai hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) Mimika sebanyak 311.969 jiwa, terdapat 29% didominasi oleh generasi Milenial dan diikuti 25 % oleh generasi Z sedangkan post generasi Z sebanyak 21 persen, generasi X 19 persen, baby boomer sebesar 5 persen, dan pre boomer 1 persen. Jika diakumulasikan maka jumlah usia muda yang masuk dalam kelompok generasi milenial dan generasi z di Mimika sebesar 54%. Dari data diatas menunjukkan jumlah generasi milenial dan generasi z di kabupaten Mimika lebih banyak dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Dengan dominasi kelompok usia tersbut, menjadikan anak muda Mimika memiliki peran strategis dalam mendorong demokrasi yang berkualitas aman, damai serta menjadi ujung tombak dalam menentukan pemimpin masa depan Mimika
Pemuda Mimika bukan objek yang libatkan karena memiliki kuantitas yang mendominasi.
Keterlibatan anak muda saat ini dalam agenda pesta demokrasi kedepan mesti tidak hanya sebagai objek politik namun harus menjadi subjek yang dapat memainkan perannya untuk mendorong pemilu yang berkualitas di kabupaten mimika. Generasi muda mimika harus bangkit dan melek terhadap agenda pemilu kedepan, agar eksistensi anak muda tidak hanya ditempatkan sebagai pelengkap atau pengikut (followers) dalam partisipasinya di agenda pemilu mendatang. Dalam Pemilu 2024 pemuda memiliki peran strategis mulai dari menjual ide/gagasan kepada pemangku kepentingan, bekerja sama dengan penyelenggara pemilu serta ikut mengawasi atau menjadi bagian partai/peserta Pemilu untuk mewujudkan Pemilu yang berkualitas.
Ada tiga poin penting yang mesti dipersiapkan anak muda mimika dalam menjawab tantangan dan perannya pada pemilu mendatang :
1. Generasi muda Mimika harus menjadi lokomotif dalam mendorong pemilu yang aman dan damai dan berkualitas diatas bumi Amungsa tanah Mimika wee. Ini dapat terwujud dengan kolaborasi penyelenggara pemilu seperti kpu dan bawaslu dalam melibatkan anak muda sebagai subjek dan garda terdepan melawan politik uang dan politisasi SARA, potensi konflik horizontal atau praktek unfainer lainnya dalam kontestasi pemilu mendatang.
2. Generasi muda Mimika harus pemilih cerdas dalam menentukan tongkat estafet kepimpinan daerah baik di tingkat legislatif maupun eksekutif. Untuk menjadi pemilih cerdas generasi muda Mimika harus berperan aktif dalam mencari tahu partai politik atau kandidat mana yang layak menerima suara kita. Track record, gagasan atau visi bahkan platform seperti apa yang disediakan nantinya dalam menjawab tantangan anak muda menjadi penting dalam menentukan calon pemimpin masa depan bagi anak muda nantinya.
3. Generasi muda mimika harus mengawal aganda demokrasi kedepan. Arief (2014) Pemilu yang berkualitas dapat terwujud meliputi pertama, penyelenggara yang kompeten dan berintegritas, kedua kontestan, baik calon pemimpin dan partai politik yang taat aturan. Kemudian ketiga, media yang tidak memihak, keempat, pengawas yang objektif, serta kelima adalah pemilih yang cerdas.