JAYAPURA – 15/11/20. Graha Insan Cita (GIC) Papua yang merupakan sekretariat kelurga besar HMI dan KAHMI Papua, Kembali kedatangan salah satu tokoh nasional yang merupakan Alumni HMI yakni Kakanda H. Muhhamad Jusuf Kalla (Kanda JK) pada hari sabtu 14/12/20. Kunjungan ini sebagai rangkain silatuhrahmi bersama Anggota HMI dan KAHMI Papua di selah-selah kunjungan kerja beliau di Papua dan Papua Barat.
Dalam Sambutannya Kanda JK yang pernah masuk dan berkecimpung di HMI sejak tahun 1960 dan pernah menjabat sebagi Ketua Umum HMI Cabang Makassar Periode 1965-1966 menyampaikan
Mengapresiasi perkembangan HMI yang cukup pesat di Papua, termasuk jejaring alumni yang terbentuk selama ini. Serta menekankan pentingnya pembinaan anggota dan peningkatan kualitas diri melaui training formal dan non formal di HMI.
“Mejadi aktivis bukan merupakan beban, tetapi sebagai proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya kita dapat menuai hasilnya dengan baik, seperti saya dapat menjadi Wakil Preside RI”. Ucapnya.
Selain itu, Lanjutnya, “mesti ada solidaritas keluarga hijau hitam untuk kemajuan pembangunanan dan peningkatan Sumber Daya Manusia di Papua, sehingga SDM ini dapat menunjang pemanfaatan dan pengembangan Sumber Daya Alam. Serta yang terpentung Papua Tanah Damai, mesti menjadi tanggung jawab semua golongan, termasuk kita HMI”. Katanya.
Sejak diresmikan pada 16 November 2019 lalu oleh Presedium Majelis Nasioal KAHMI Prof. DR. H Harry Azhar Azis dan Mentri BKPM RI Bahlil Lahadahlia, SE, M.Si yang merupakan alumni HMI Cabang Jayapura, Graha Insan Cita Papua yang beralamat di Jl. Nuri BTN Skyline Residance, Kota raja, Jayapura, sering menjadi tempat ‘wajib’ yang dikunjungi oleh tokoh-tokoh Nasional alumni HMI, jika melakukan kunjungan kerja di Jayapura, Papua.
Sebelumnya pada tanggal 11 Februari 2019 di “Rumah Hijau Hitam” ini, kedatagan 2 tokoh nasional yakni, kakanda Akbar Tandjung pada 11 Februari 2019 sekaligus sebagai narasumber Latihan Kader II (Intermediate Training) tingkat Nasional HMI Cabang Jayapura. Serta kedatangan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM Kanda Prof. Dr. Moh. Mahfud MD pada pada tanggal 30 November 2019 Lalu.
Sprit ini pun disampaikan oleh Abang Sayid Fadhal Alhamid selaku Sekretaris Umum KAHMI Papua, dalam sambutannya.
“Kedatangan tokoh nasional Kakanda M. Jusuf Kalla ke Graha Insan Cita Papua memperkuat solidaritas dan sprit Internal keluraga besar HMI di Papua, sehingga kita dapat berperan terus dalam misi keummatan di Papua. Selain itu dengan kehadiran Graha Insan Cita Papua sejak tahun 2019 menjadi pusat perkadaran dan aktivitas Kelurga besar HMI dan KAHMI Papua. Aktivitas training HMI maupun diskusi-diskusi sangat sering dan intens dilakukan di GIC Papua”. Tuturnya.
Hal ini senada dengan sambutan Kakanda Ferry Mursyidan Baldan, Ketua Umum Pengurus Besar (PB HMI) periode 1990 – 1992 dan Mentri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional 2014-2016 Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo yang ikut dalam kunjungan ke GIC Papua.
“mesti manfaatkan Graha Insan Cita Papua sebagai pusat gerakan dan aktivitas perkaderan”. Harapnya.
Silaturahmi bersama ini hadiri oleh kader HMI Cabang Jayapura yang berasal dari 7 Komisariat yang ada di Kota Jayapura. Pengurus HMI Cabang Jayapura, Kohati, BPL, BADKO HMI Papua dan Papua Barat, KAHMI Kota Jayapura dan Provinsi Papua. Termasuk pengurus Forhati kota dan Forhati Provinsi Papua.
Momentum kehadiran tokoh-tokoh nasional yang hadir di GIC Papua, termasuk hari ini, yang bertepatan dengan pelaksanaan Latihan Kader I (Basic Training) Komisariat Fakultas Ekonomi UNCEN, mesti menjadi spirit dan motivasi terutama bagi kami kader HMI yang masih berproses untuk selalu konsisten dalam peningkatan kualitas perkaderan di Papua, ujar Hardi Arifianto, Ketua Badan Koordinasi HMI Papua Papua Barat.
Oleh : Nawir (JAYAPURA)
Alhamdulillah. Saya baru saja menulis tentang akan terbitnya buku: “HMI Cabang Jayapura.” Insya Allah buku ini terbit tepat waktu. Jika buku telah jadi, bisa dibaca para Ketua Umum HMI di masa periodenya.
Pagi ini, saya menulis tentang buku2 tersebut:
Hari ini, Minggu, 15 November 2020, entah mengapa, ketika usai sholat subuh pagi ini, saya merasa gembira, karena Ade Mulyadi memberi jawaban atas pertanyaan saya : “Kapan buku HMI Cabang Jayapura terbit?.” Ia menjawab: ” Blm bisa tahun ini bang, di jadwalkn di milad hmi 5 februari 2021.”
Alhamdulillah, saya ucapkan. Berarti, tepat di Milad HMI, 5 Februari 2021, saya bisa membaca berbagai tulisan tentang HMI Cabang Jayapura. Sudah tentu membuka kenangan saya sebagai aktivis HMI di Jayapura. Juga membuka kenangan ketika saya bersama ketua penulisan buku, yaitu Basir Rohrohmana, yang adalah juga salah seorang dosen di Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih, bersama-sama ke Garut untuk menemui Bang Zacky Siradj.
Bang Zacky Siradj biasa di sapa Kang Zacky adalah Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB.HMI) 1981 – 1983. Ia juga adalah anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar daerah pemilihan Jabar XI periode 2014-2019 dan ditempatkan di komisi III yang membidangi tentang Hukum, HAM dan Keamanan.
Berbicara tentang HMI, mengingatkan tulisan saya tentang HMI di Kompasiana, 2 Februari 2019 berjudul: “Milad HMI ke-72 dan Kenangan bersama para Ketua Umum PB HMI.” Saya menulis:
” Rabu, 5 Februari 2018, para Alumni HMI (Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) dan HMI di seluruh Indonesia akan menyelenggarakan Milad HMI ke-72. Bersyukur HMI mampu bertahan dan akan tetap bertahan bersama dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yakin Usaha Sampai.
Kenapa saya mengatakan “mampu” bertahan, itu karena HMI pernah akan dibubarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Meski waktu itu Presiden Soekarno tidak ingin membubarkan HMI, tetapi PKI terus meminta Bung Karno agar HMI dibubarkan.
Seandainya konsep PKI, di mana anggota-anggotanya berhasil mengelilingi Bung Karno, yaitu berhasil pula membentuk Poros Jakarta (Indonesia)-Phnom Penh (Kamboja)- Hanoi (Vietnam)-Peking (Beijing/RRC)-Pyongyang (Korea Utara), maka Indonesia berkemungkinan terseret ke negara berpaham komunis.
Berkemungkinan, karena selanjutnya setelah Presiden Soeharto membubarkan PKI, sehari setelah Supersemar (Surat Perintah 11 Maret 1966), konsep poros itu pun lenyap dengan sendirinya.
Saya mengenal HMI, ketika bergabung di dalam organisadi itu sebagai Sekretaris I HMI Cabang Jayapura, 1977-1978). Waktu itu saya kuliah di Universitas Cenderawasih.
Kemudian saya menjadi Ketua Umum Lembaga Hukum Mahasiswa Islam HMI Cabang Jayapura, 1978-1979 dan 1979-1980). Ketika pindah ke Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, saya menjadi Ketua Umum LHMI-HMI Cabang Padang, 1980-1981.
Setelah saya di Jakarta, saya meneruskan kuliah sore hari di ekstensi FHUI, karena paginya sudah bekerja sebagai journalis di kelompok harian “Merdeka” pimpinan Burhanudin Mohammad Diah (B.M.Diah), yaitu sebagai Reaktur Pelaksana Majalah “TOPIK.”
Itu pun melalui Alumni HMI, yaitu Ketua Umum PB HMI Ahmad Zacky Siradj (periode 1981-1983) dan pengamat politik, aktivis HMI, Fachry Ali. Melalui Bang Zacky juga saya bersama Toto Izul Fatah, menulis buku “Kenangan 70 Tahun Achmad Tirto Sudiro” (Jakarta: PT.Intermasa, 1992). Ia adalah salah seorang pendiri HMI.
Kuliah di FHUI, juga bertemu dengan Alumni HMI. Dekan FHUI waktu itu adalah Prof. Abdul Bari Azed,SH,MH. Kami menulis buku “Golkar sebagai Partai Alternatif” (Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negar UI, 2003). Saya sebagai penyunting, Prof Abdul Bari Azed menulis kata pengantarnya, sedangkan Ketua Pusat Studi Hukum UI, adalah aktivis HMI Prof Dr Jimly Associate, SH. Ia juga menjadi Ketua Tim Penguji Skripsi saya di Strata 1 FHUI. Buku yang saya sunting ini menjadi bahan rujukan Bang Akbar Tandjung (Ketua Umum PB HMI, 1971-1974) di dalam Disertasi meraih S3 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta). Disertasi beliau ini sudah menjadi buku berjudul: “The Golkar Way, Gramedia Pustaka Utama, 2007).
Ketika saya membedah buku yang saya tulis: “Jenderal TNI (Anumerta) Basoeki Rachmat dan Supersemar” (Jakarta: Diterbitkan Dua Kali oleh Penerbit Gradondo, tahun 1998 dan 2008) di Moot Court, FHUI, hari Jumat, 9 Oktober 1998, Prof Dr Jimly sebagai pembicara, di samping Abdul Kadir Besar (Mantan Sekum MPRS 1966) dan Maria Farida Indrati Suprapto (Akademisi).
Memang gerak langkah saya selalu berkaitan dengan Alumni HMI. Di bidang jurnalis, saya bertemu dengan Bang Ridwan Saidi (Ketua Umum PB HMI, 1974-1976) dan Ismail Hassan Metareum (Ketua Umum PB HMI 1957-1960).
Ketua Umum HMI Cabang Makasar, 1965-1966, Jusuf Kalla yang sekarang menjadi Wakil Presiden RI, pun pernah saya kritisi sebagaimana foto di atas, sebagaimana ditulis di Majalah Politik Biografi Politik Edisi Khusus Presiden, Juni 2009, halaman 174.
Menjadi catatan saya adalah kritikan saya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Intinya janganlah hendaknya pemerintahan berhenti karena presidennya mencalonkan lagi. Tetap saja sebagai presiden dan Capres agar pemerintahan tidak berjalan.Kita bersyukur keinginan saya sebagai warga negara terwujud pada waktu Pilpres 2019 ini, di mana presidennya tidak meninggalkan tugas kepresidenannya, meski mencalonkan diri sebagai presiden periode berikutnya. Selamat Milad HMI ke-72. Yakin Usaha Sampai.”